Makalah Gizi dan Kesehatan Hewan: Mineral







 


MAKALAH GIZI KESEHATAN HEWAN:


MINERAL


 

Oleh:

 

MIFTAHUL MUBAROKAH    (24020113140114)
DESDIANTO KURNIAWAN    (24020113130125)
ANIS JUNAIR                             (24020113130117)


JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS DIPONEGORO


SEMARANG


2015




BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO) hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.

Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan non esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.

 

1.2 Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah fungsi mineral secara umum?

2.      Bagaimanakah penggolongan mineral?

3.      Bagaimanakah metabolisme mineral dalam tubuh serta bagaimanakah gangguan metabolismenya?

 

1.3 Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian dan fungsi mineral secara umum

2.      Untuk mengetahui penggolongan mineral

3.      Untuk dapat mengetahui metabolisme mineral serta gangguannya



BAB II


PEMBAHASAN


  

2.1       Pengertian Mineral


Mineral adalah zat yang terdapat di alam dengan kandungan kimia homogen, dan bentuk yang teratur (sistem kristal) yang terbentuk secara alamiah atau melalui proses anorganik. Mineral memiliki struktur kristal karna mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika yang penempatan atom-atom beraturan di bagian dalamnya. Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan manusia dalam mendukung proses tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang kecil atau sedikit. Mineral memiliki komposisi unsur murni dan garam sederhana yang begitu kompleks dengan berbagai macam bentuk yang kadang sampai ribuan bentuk.


Fungsi umum mineral yaitu dapat membantu dan membina kesehatan otot, jantung dan saraf, mengatur tekanan Osmotik dalam tubuh kita, membuat dan menghasilkan berbagai enzim, mineral berfungsi mengeraskan, memelihara, dan mengendalikan tulang dan proses faal dalam tubuh, mineral berfungsi sebagai katalis terhadap seluruh proses biokimia dalam tubuh, kontraksi otot dan respon saraf, mineral berfungsi sebagi pembentukan struktur dan jaringan lunak dan keras, serta dalam kerja sistem enzim, membantu dan menolong dalam pembuatan antibody,  menjaga dan mengatur keseimbangan air dan asam basa pada darah, mineral berfungsi dalam penyusunan kerangka tubuh, otot dan gigi, sebagai aktivator dalam peranan enzim dan hormone.


                                                                              


2.2       Klasifikasi Mineral


Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan :


·                  Mineral Organik


Mineral Organik adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.


·         Mineral Anorganik


Mineral Anorganik adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh kita. Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri, Arsenik, Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lain.


Menurut bentuknya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :


·         Mineral Makro


Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral makro dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang lebih banyak daripada mineral mikro. Contohnya: Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Klorida, Kalium.


·         Mineral Mikro


Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral mikro sangatlah penting untuk menopang hidup kita,walaupun jumlah yang dibutuhkan sedikit.Tapi,jika kita mengalami kekurangan mineral mikro ini,akibatnya bisa mempengaruhi kesehatan kita seluruhnya. Contohnya: Besi, Seng, Iodium, Selenium, Tembaga, Mangan, Kromium, Fluor.


 


2.3  Gangguan-gangguan metabolisme mineral


2.3.1        Mineral Mikro


1.      Besi ( Fe )


Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia dewasa.dan hewan yaitu sebanyak 3-5 gr didalam tubuh manusia dewasa. Besi berperan dalam proses respirasi sel,yaitu sebagai kofaktor bagi enzim – enzim yang terlibat didalam reaksi oksidasi reduksi. Metabolisme energy ,di dalam tiap sel ,besi bekerja sama dengan rantai protein pengangkut electron ,yang berperan dalam langkah – langkah akhir metabolism energy.Sebanyak lebih dari 80 % besi yang ada dalam tubuh berada dalam hemoglobin. Menurunnya produkutivitas kerja pada kekerangan besi disebabkan oleh dua hal yaitu


-          berkurangnya enzim – enzim mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim enzim yang terlibat dalam metabolism tinggi, serta


-          menurunnya hemoglobin darah, akibatnya metabolisme energy didalam otot terganggu dan terjadi penumpukan asam laktat yang akan menyebabkan rasa lelah.


Sebelum diabsorsi dalam tubuh besi dibebaskan dari ikatan organic seperti protein.Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero.hal ini terjadi dalam suasana asam didalam lambung dengan adanya HCL dan vitamin C yang terdapat dalam makanan Absobrsi terutama terjadi dalam usus halus dengan bantuan alat angkut protein khusus,yaitu transferin dab feritin.,Transferin mukosa mengangkut besi besi dari saluran cerna kedalam sel mukossa dan memindahkan ketrasferin reseptor yang ada dalam sel mukosa.Transferin mukosa kemudian kembali kerongga saluran cerna untuk mengikat besi lain ,sedangkan trasferin reseptor mengangkut besi melalui darah kesemua jaringan tubuh.


Fe yang dibebaskan dari proses degradasi Hb dan porfirin dapat secara cepat terlihat transferin dan dalam feritin serum pada plasma.Transferin mengangkut Fe kembali ke sumsum tulang untuk mensintesisi Hb kembali atau dimana saja dibutuhkan.Feritin serum secara cepat diambil oleh hati dan mungkin oleh sel –sel lain.Besi feritin intrseluler juga dimobilisasi untuk diangkut kesum – sum tulang Untuk mobilisasi tersebut Fe yang ada dalam pusat inti feritin harus direduksidikilasi dan dipindahkan kedalam plasma ,dimana dioksidasi kembali menjadi F3 untuk diangkut pada transferin. Pemulihan dari gangguan metabolism zat besi dapat berkonsultasi dengan dokter ahlinya, memakan makanan yang kaya zat besi

 

2.      Seng (Zn)


Zn memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, antara lain yaitu Zn Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pads kegiatan lebih dari 200 enzim, Zn berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa, dan berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan   pembentukan sperma.


Akibat kekurangan seng pertumbuhan badan tidak sempurna(kerdil), gangguan dan keterlambatan pertumbuhan kematangan seksual.misalnya pencernaan terganggu, gangguan fungsi pangkreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran cerna, dan juga kekurangan Zn dapat menganggu pusat system saraf dan ungsi otak serta menganggu metabolisme dalam hal kekurangan vitamin A, gangguan kelenjar tiroid, gangguan nafsu makan serta memperlambat penyembuhan luka. Kelebihan Zn hinggga 2 sampai 3 kali menurunkan absorpsi tembaga. Sedangkan jika kelebihan seng sampai 10 kali mempengaruhi metabolism kolesterol, mengubah nilai lipoprotein dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis, kelebihan sampai sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, dan gangguan reproduksi.


Didalam pangkres seng digunkan untuk membuat enzim pencernaan, yang pda waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan demikaian saluran cerna menerima seng dari dua sumber, yaitu dari makanan dan dari cairan pencernan yang kembali ke pangkreas dinamakan sikrulasi entropangkreatik. Bila di komsumsi seng tinggi, didalam sel dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absobrsi berkurang. Seperti halnya dengan besi, bentuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang umurny adalah 2-5 hri. Metalotionien did lam hati mengikat seng hingga di butuhkn oleh tubuh. Metalotionien di duga mempunyai peranan dalam mengtur kandungan seng didalam cairan intarseluler. Untuk memulihkan gangguan dari kekurangan seng yaitu dengan dapat menjaga keseimbangan seng dalam tubuh kita. Untuk itu kita perlu mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang mengandung zinc seperti tiram, daging sapi, bayam, biji labu, kacang kacangan dan jamur.



3.      Tembaga (Cu)


Tembaga berpernan dalam mencegah anemia dengan cara membantu absorbsi besi, merangsang sisntesis hemoglobin , melepas simpanan besi dari feritin dalam hati dan sebagai bagian dari enzim seruloplasmin. Tembaga berperan dalam oksidasi besi bentk fero menjadi feri, tembaga berperan dalam perubahan asam amino tirosin menjadi melanin, yaitu pigmen dan kulit, tembaga juga berperanan dlam pngikatan silanh kolagen yang diperluka untuk menjaga kekuatannya.


Dalam plasma darah,tembaga mula – mula diikat pada albumin dan suatu protein baru dam dibawa kehati dimana akan mendapat proses :


·         Diinkorporasikan ke dalam seruloplasmin dan protein / enzim hati yang spesifik


·         Hilang melalui empedu ,seruloplasmin disekresi kedalam plasma disamping kemungkinan fungsi enzimatiknya ,juga mengangkut tembaga kedalam sel seluruh tubuh


·         Sebagian kecil cu diangkut melalui transkuprein dan albumin ; rendahnya berat molekul dari pool –cu dalam plsma mungkin tidak merupakan sumber Cu seluler yang nyata.


Hanya sedikit tembaga yang disimpan didalam jaringan tubuh ,keuali untuk fets ; kadar tembaga sangat konstan kecuali kalau sakit tau defisiensi cu.Tembaga disimpan dalam / melekat pada metalotionin intraseluler.,protein 6700 dalton .1/3 bagian sistein yang juga mengikat zn ,cd, hg dann beberapa ion metal jarang lainnya.



4.      Mangan (Mn)\


Mangan berkaitan dengan jumlah enzimdalm beberapa proses metabolism ,termasuk piruvatanya dan karboksilse asetil CoA dan dehidrogenase isositrat dalam siklus krebs dan mitokondria; bentuk mitokondria ;dismutase super oksida yang menolong melindungi membrane mitokondria. Dalam tubuh, Mn berperan sebagai katalisator dari beberapa reaksi metabolik yang penting pada protein, karbohidrat, dan lemak.


Pada metabolisme protein, Mn mengaktifkan interkonversi asam amino dengan enzim spesifik seperti arginase, prolinase, dipeptidase. Pada metabolism karbohidrat, Mn berperan aktif dalam beberapa reaksi konversi pada oksidasiglukosa dan sintesis oligosakharida. Pada metabolisme lemak, Mn berperan sebagai kofaktor dalam sintesis asam lemak rantai panjang dan kolesterol. metabolisme energi & sintesis lemak.


·         Kelebihan


Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi oleh mangan. Pekerja tambang yang mengisap manga yang ada pada debu tambang untuk jangka waktu lama, menunjukkn gejal-gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah laku abnormal, yang menyerupai penyakit parkinson.


·         Kekurangan


Kekurangan mangan pernah terlihat pada manusia. Kebutuhan mangan kecil, sedangkan mangan banyak terdapat dalam makanan nabati. Kekurangan mangan menyebabkan steril pada hewan jantan dan betina. Keturunan dari induk yang menderita kekurangan mangan, menunjukkan kelainan kerangka dan gangguan kerangka otot. Penggunaan suplementasi besi dan kalsium perlu diperhatikan karena kedua zat gizi ini menghambat absorbsi mngan.kekurngan mangan sering terjadi bersamaan dengan kekurangan besi. Malkanan tinggi protein dapat melindungi tubuh dari kekurangan mangan.



5.      Krom (Cr)


Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida. Krom bekerja sama dengan pelepasan dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel, dengan demikian dalam pelepasan energi, percobaan pada hewan menunjukan bahwa kekurangan krom dapat menyebabkan gangguan toleransi terhadap glukosa, walaupun konsentrasi insulin normal. Kekurangan dan kelebihan krom belum pernah ditemukan.


Dalam keadaan berat defisiensi krom dapat menunjukkan sindroma mirip diabetes. Krom diduga merupakan bagian dari ikatan organik faktor toleransi terhadap glukosa (glucose tolerance factor) bersama asam nikotinat dan glutation. Toleransi terhadap glukosa tampaknya dapat iperbaiki dengan suplementasi krom. Hal ini harus dilakukan dibawah pengawasan dokter


Krom dalam bentuk Cr+++diabsorbsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain krom hnya diabsorbsi sebanyak 1%. Mekanisme absorbsi belum diketahui dengan pasti. Absorbsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom mengendap dalam media alkali usus halus. Jumlah yang diabsorbsi tetap hingga konumsi sebanyak 49 ug, setelah itu ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat oleh konsumsi gula sederhna yang tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma fisik. Seperti halnya besi, krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan transferin tinggi, krom dapt diangkut oleh albumin.



6.      Selenium


Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan selenosistei. Enzim selenium peroksidase berperan sebagai ktalisator dalam pemecahan peroksida yang terbentuk di dalam tubuh menjadi iktan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang ada pada membran sel, shingga merusak membran sel tersebut. Selenium berperan serta dalam sistem enzim yang mencegah terjadina radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk. Dengan demikian konsumsi selenium dalam jumlah cukup menghemat penggnaan vitamin E.


Dosis tinggi selenium (= 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah, diare, rambut dan kuku rontok, serta luka-luka pada kulit dan sistem saraf. Kecendrungan menggunakan suplemen selenium untuk mencegah kanker harus dilakukan secara hati-hati, jangan sampai dosis berlebihan. Kekurangan selenium pada manusia karena makanan yang dikonsumsi belum bayak diketahui.


Absorbsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif, selenium diangkut oleh albumin dan alfa-2 globulin. Absorbsi lebih efesien, bila tubuh dalam keadaan kekurangan selenium. Konsumsi tinggi menyebabkan peningkatan ekkresi melalui urin.



7.      Molibden


Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin oksidasi, sukfat oksidase dan aldehid oksidase yang mengkatalisis reaksi-reaksi oksidasi-reduksi seperti oksidasi aldehid purin dan pirimidin serta xantin dan sulfit. Oksidasi sulfit berperan dalam pemecahan sistein dan metionin, serta mengkatalisis pembentukan sulfat dan sulfit. Absorpsi molibden sangat efektif (kurang dari 80%). Konsumsi berlebihan dihubungkan dengan sindroma mirip penyakit gout, disertai peningkatan nilai molibden, asam urat dan oksidasi xantin di dalam darah. Konsumsi sampai 0,54 mg sehari dapat menyebabkan kehilangan tembaga melalui urin. Akibat kekurangan molibdien karena makanan belum pernah terlihat.


8.      Kobalt


Kobal merupakan vitamin B12 (kobalmin). Vitamin ini diperlukan untuk mematangkan sel darah merah dan menormalkan fungsi semua sel. Kobal mungkin juga berperan dalam fungsi berbagai enzim. Mikroorganisme dapat membentuk vitamin B12hewan memamah biak memperoleh kobalmin melalui hubungan simbiosis dengan mikrorganise dalam saluran cerna. Manusia tidak dapat melakukan simsbiosis ini, sehingga harus memperoleh kobalamin dari makanan hewani seperti hati, ginjal, dan daging.


Sebagian besar kobal dalam tubuh terikat dalam vitamin B12 plasma darah mengandung kurang lebih 1 µg kobal/100. Absorbsi terjadi pada bgain atas usus halus mengkuti mekanisme absorbsi besi. Absorbsi mningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85% ekskresi kobal dilakukan melalui urin, selebihnya fses dan keringat.


Kobalt mungkin terpapar ke manusia melalui udara, air, dan makanan yang mengandung kobalt. Kontak kulit dengan tanah atau air yang mengandung kobalt juga mungkin terjadi. Unsur ini bermanfaat bagi manusia karena merupakan bagian dari vitamin B12 yang penting untuk kesehatan. Kobalt juga digunakan dalam pengobatan anemia bagi wanita hamil karena mampu merangsang produksi sel darah merah.


Konsentrasi tinggi kobalt yang terhirup melalui udara bisa menimbulkan berbagai keluhan seperti asma dan pneumonia. Hal ini terutama terjadi pada orang-orang yang bekerja dengan kobalt. Efek kesehatan juga bisa disebabkan oleh radiasi isotop radioaktif kobalt yang memicu kemandulan, rambut rontok, muntah, perdarahan, diare, koma, dan bahkan kematian. Untuk pemulihannya dapat menggunakan obat-obatan, terapi, dll.


 


2.3.2        Mineral Makro


1.      Natrium


Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 % terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas mengandung banyak natrium. menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen ekstraseluer. Secara umum natrium berperan dalam mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel, menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan mengimbangi zat-zat yang membentuk asam, berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot, berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi lain melalui membrane, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.


Akibat kekurangan natrium adalah menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet rendah natrium. Akibat kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi.Jadi, taksiran kebutuhan untuk orang dewasa yaitu 500 mg/hari


Natrium di absobsi secara aktif (membutuhkan energi). Natrium yang di absobsi di bawa oleh aliran darah ke ginjal. Disini natrium di saring dan di kembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang di konsumsi, dikeluarkan melalui urine. Pengelkuaran natrium ini di atur oleh hormone aldosteron, yang di keluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorbsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang di keluarkan melalui urine sejajar dengan jumlah natrium yang di konsumsi. Jumlah natrium dalam urine tinggi bila konsumsi tinggi dan sebaliknya


2.      Klor (Cl)


Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan pancreas. Klor dalam tubuh berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit dalam cairan ekstraseluler, memelihara suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari HCL, yang diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan, membantu pemeliharaan keseimbangan asam dan basa bersama unsur-unsur pembentuk asam lainnya, ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma darah guna membantu mengangkut karbondioksida ke paru-paru dan keluar dari tubuh, mengatur system rennin-angiotensin-aldosteron yang mengatur keseimbangan cairan tubuh


Kekurangan klor terjadi pada muntah-muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan. Dan jika kelebihan juga bisa membuat muntah. Jadi AKG minimum klor sehari  sebesar 750 mg. Klor hampir seluruhnya di absobsi di dalam usus halus dan si ekskresi melalui urine dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium. Kebanyakan keringat dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh terhadap kelenjar keringat


3.      Kalium (K)


Kalium merupakan ion bermuatan positif, akan tetapi berbeda dengan natrium, kalium terutama terdapat di dalam sel. Kalium berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam dan basa bersama natrium dan kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot, di dalam sel kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologic, terutama metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein, berperan dalam pertumbuhan sel.


Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna atau ginjal. Kehilangan banyak melalui saluran cerna dapat terjadi karena muntah-muntah, diare kronis atau kebanyakan menggunakan obat pencuci perut. Kebanyakan kehilangan melalui ginjal adalah karena penggunaan obat diuretic terutama untuk pengobatan hipertensi. Kekurangan kalium menyebabkan lesu, lemah, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi. Jadi, kebutuhan minimum kalium sekitar 2000 mg sehari


Kalium di absobsi dengan mudah di dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang di makan di ekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsobsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium di keluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal.



4.      Kalsium (Ca)


Kalisum merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler, kalsium berperan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permebialitas membrane sel. Kalsium mengatur kerja hormone dan factor pertumbuhan.


Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi, kalsium dalam tulang berguna sebagai bagian integral dari struktur tulang dan sebagai tempat menyimpan kalsium, mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi biologic, seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah lemak, lipase pancreas, eksresi insulin oleh pancreas, pembentukan dan pemecahan asetilkolin, relaksasi dan Kontraksi otot, dengan interaksi protein yaitu aktin dan myosin, berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi kekebalan, meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator membrane, dan transmisi ion melalui membrane organel sel.


Absorbs kalsium terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum absorbs kalsium terutama di lakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein pengikat kalsium. Sedangkan absorbi kalsium pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Kalsium yang tidak di absorbsi di keluarkan melalui feses. Kehilangan kalsium melalui urine meningkat pada asi dosis dan pada konsumsi fosfor tinggi, juga terjadi melalui sekresi cairan yang masuk ke dalam saluran cerna, dan melalui keringat


Konsumsi Ca yang berlebihan dapat menyebabkan sulit buang air besar dan mengganggu penyerapan mineral seperti zat besi, seng, dan tembaga. Kelebihan Ca dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko terkena hiperkalsemia, pembentukan batu ginjal dan gangguan fungsi ginjal oleh karena itu konsumsi suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya di hindari.


5.      Fosfor


Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari berat badan. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural dinding sel. Sebagai fosfat organic, fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).


Fosfor dalam tubuh berfungsi dalam kalsifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada matriks tulang, mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak melalui proses fosforilasi fosfor dengan mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B, absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer, bagian dari ikatan tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta ATP dan fosfolipid, mengatur keseimbangan asam basa.


Kekurangan fosfor bias terjadi karena menggunakan obat antacid untuk menetralkan asam lambung, yang dapat mengikat fosfor sehingga tidak dapat diabsorpsi. Kekurangan fosfor juga terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin. Kekurangan fosfor mengakibatkan kerusakan tulang dengan gejala lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang.Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang. Fosfor dapat di absobsi secara efesien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah di hidrolisis dan dilepas dari makanan. Absobsi aktif di bantu oleh bentuk aktif vitamin D.



6.      Magnesium


Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan interselular. Magnesium berperan penting dalam system enzim dalam tubuh. Magnesium berperan sebagai katalisator dalam reaksi biologic termasuk metabolisme energi, karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat, serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA di dalam semua sel jaringan lunak. Di dalam sel ekstraselular, magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot dan pembekuan darah. Dalam hal ini magnesium berlawanan dengan kalsium. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium dalam email gigi.


Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein dan energi serta berbagai kompilasi penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui mulut (intravena). Kelebihan  magnesium dalam jangka panjang sama dampaknya dengan kekurangan magnesium yaitu gangguan fungsi syaraf. Gejala awal kekurangan magnesium adalah mual, muntah penurunan tekanan darah, perubahan elektrokardiografi dan kelambanan reflex.


Magnesium terutama di absorbs di dalam usus halus dengan bantuan alat aktif dan secara difusi pasif. Ekskresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glucagon PTH terhadap aresorpsi tubula ginjal.

 

7.      Sulfur


Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin dan biotin serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan disulfide yang berperan dalam menstabilkan molekul protein. Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.


Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan hormone insuline serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan melarutkan sisa metabolisme sehingga bias dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk teroksidasi dan dihubungkan dengan mukopolisakarida.


Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui adanya kekurangan sulfur bila makanan yang kita konsumsi cukup mengandung protein. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi jika kekurangan protein. Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih pada hewan yang akan menghambat pertumbuhan.



2.4  Study Kasus


Masalah dwarfism atau cebol merupakan masalah yang umum ditemui di desa-desa yang terletak dilereng pegunungan di Iran yang dijumpai pada hampir 3% penduduk laki-laki. Laki-laki penderita masalah dwarfisme ini mempunyai gejala: anemia, alat kelamin yang tidak sempurna, dan perkembangan fisik yang kurang, tapi akan membaik dengan cepat jika diterapi dengan suplementasi Zinc. Zinc penting untuk pertumbuhan dan replikasi sel, kematangan organ seks, fertilitas dan reproduksi, mencegah buta senja, imunitas, daya kecap dan selera makan. Akibat paling hebat dari defisiensi Zinc adalah gangguan pertumbuhan. Menurut Disease Control Priorities in developing countries second edition (2006)  kekurangan zinc berkisar dari 79% di Asia Selatan hingga 5% di negara-negara berpenghasilan tinggi. Di Timur Tengah dan Afrika Utara, prevalensinya adalah 46%, di Asia Timur dan Pasifik 7%, dan di Amerika Latin dan Karibia 33%. Kekurangan zinc telah dikaitkan dengan keterbelakangan pertumbuhan, penurunan berat badan, infeksi, hipogonadisme pada laki-laki, kurangnya perkembangan seksual di perempuan, kulit kasar, kurang nafsu makan, penyembuhan luka tertunda, jerawat, sistem kekebalan tubuh yang buruk, diare, pneumonia, dan rasa abnormalities.


Defisiensi zinc yang terjadi pada  3% penduduk laki-laki di Shiraz Iran ditandai dengan kehilangan nafsu makan, pada anak pertumbuhan terhambat, pada anak laki-laki kelenjar kelamin mengecil, kehilangan daya kecap, dan rambut yang berwarna suram. Kekerdilan yang terjadi yang perlu diperhatikan untuk direspon adalah kulit, gigi, gusi, bibir, lidah, mata, dan alat kelamin yang yang umumnya terjadi pada laki-laki. Seorang anak laki-laki Iran yang mengalami kekerdilan sering terlihat seperti anak dengan tinggi badan yang normal, namun sebenarnya mereka lebih pendek dari ukuran tinggi badan normal untuk anak seusianya. Kekerdilan ini terjadi sebelum fase kelahiran yang disebabkan karena gizi ibu selama kehamilan buruk terutama dalam konsumsi zinc dan vitamin A. Vitamin A diperlukan untuk absorpsi dan metabolisme zinc. Absorpsi zinc dipercepat oleh protein kedelai, glukosa, dan laktosa. Vitamin B6 juga membantu absorpsio zinc. Absorpsi zinc dihalangi oleh tembaga, zat besi, mangan, dan tinggi kalsium. Dalam tubuh cadmium dapat digantikan oleh zinc. Fitat yang terdapat pada makanan kaya zinc seperti kacang-kacangan, biji-bijian, gandum dan padi-padian dapat mengikat zinc, sehingga sulit bagi tubuh untuk dapat mengabsorpsinya.


Kekerdilan Postnatal terjadi mulai usia 3 bulan pertama kehidupan, suatu kondisi dimana terjadi penurunan pemberian ASI, makanan tambahan mulai diberikan dan mulai mengalami kepekaan terhadap infeksi. Wanita hamil dan menyusui rentan terhadap kekurangan zinc. Usia lanjut juga mudah menderita defisiensi, terutama jika mengkonsumsi makanan rendah zinc dan jika ada gangguan absorpsi. Kebutuhan zinc meningkat pada fase penyembuhan dan perbaikan luka. Anak yang menderita alergi membutuhkan lebih banyak zinc dibanding anak normal. Pendapat lainya kemungkinan kekerdilan disebabkan lebih kepada genetik warga Iran apabila sudah dimulai dari 0- 3 bulan setelah kelahiran, sedangkan kekerdilan yang terjadi pada usia 6-12 bulan lebih diakibatkan oleh kondisi lingkungan. Pada kasus di Iran diatas, penduduknya sebenarnya mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung Zinc tapi dalam tepung yang menjadi bahan dasar roti mereka mengandung zat fitat dalam jumlah besar. Fitat ini bersenyawa dengan Zinc menjadi komponen tak larut yang tidak dapat diabsorbsi oleh tubuh.


Upaya yang dilakukan pemerintah Iran dalam mengatasi masalah Kekerdilan yang terjadi di daerahnya meliputi Diversifikasi atau modifikasi makanan adalah pendekatan jangka panjang yang berkelanjutan untuk meningkatkan asupan beberapa nutrisi secara bersamaan. Diversifikasi atau modifikasi strategi diet di masyarakat atau tingkat rumah tangga memiliki potensi untuk meningkatkan asupan zinc bioavailable. Intervensi pertanian di Iran difokuskan pada makanan nabati mungkin memiliki dampak kecil pada asupan zinc bioavailable. Beberapa manfaat mungkin diwujudkan jika disertai strategi pengolahan untuk mengurangi kadar zat yang menghambat penyerapan zinc, seperti fitat, tapi ini mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seng bayi dan anak-anak. Data yang tersedia pada zinc dan fitat konsentrasi makanan Iran, zinc, dan diet asupan fitat dan status gizi zinc penduduk serta pemahaman dan pengakuan penyebab, konsekuensi, dan pilihan intervensi dari kekurangan zinc masih disosialisasikan di negara itu untuk membuat pilihan informasi tentang strategi intervensi efisien.




BAB III


PENUTUP


 


3.1 Kesimpulan


Mineral makro terutama natrium, klor dan kalium berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Natrium, kalium, kalsium dan magnesium diperlukan untuk transmisi saraf dan kontraksi otot. Fosfor dan magnesium terlibat dalam metabolisme energi. Kalsium, fosfor dan magnesium berperan dalam memberi bentuk tulang. Selain itu, mineral makro memegang peranan khusus dalam tubuh.


Makro mineral terdapat secara natural, homogen, bahan ini organik yang dibutuhkan oleh manusia dan berfungsi sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian dari struktur sel dan jaringan. Dampak negative dari kelebihan makro mineral berpengaruh terhadap kesehatan, dan kekurangan makro mineral juga berpengaruh terhadap gangguan kesehatan.


Defisiensi zinc di Shiraz Iran berakibat pada kekerdilan pada  umumnya anak-anak di negara itu yang lebih banyak kasus terjadi pada anak laki-laki. Kekerdilan berakibat pada kehilangan nafsu makan, pada anak pertumbuhan terhambat, pada anak laki-laki kelenjar kelamin mengecil, kehilangan daya kecap, dan rambut yang berwarna suram. Usaha penanggulangan yang dilakukan pemerintah Iran yaitu intervensi pertanian di Iran difokuskan pada makanan nabati mungkin memiliki dampak kecil pada asupan zinc bioavailable.


DAFTAR PUSTAKA


 


Arifin, Zaenal. 2008. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem Biologi dan Metode Analisisnya. Balai Besar Penelitian Veteriner: Bogor


Faryadi, Qais. 2012. The Magnificent Effect of Magnesium to Human Health: A Critical Review. Department of Computer Science Universiti Sains Islam Malaysia: Malaysia


Umesawa, Mitsumasa., dkk. 2008. Relations between dietary sodium and potassium intakes and mortality from cardiovascular disease: the Japan Collaborative Cohort Study for Evaluation of Cancer Risks1–3. Am J Clin Nutr 2008;88:195–202. American Society for Nutrition: USA


Zurich, E. 2012. Human Zinc Nutrition in Arid Regions with Zinc Deficiency in Soils and Crops – A Case Study in Central Iran. DISS. ETH NO. 20393. USA


Dehghani, S.M. 2011. Prevalence of Zinc Deficiency in 3-18 Years Old Children in Shiraz-Iran. Iranian Red Crescent Medical Journal. 13(1):4-8.



Komentar