TUGAS BIOLOGI AVES
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu
pada Mata Kuliah Biologi Aves Semester Enam
yang Diampu oleh
Dra. Silvana Tana, M. Si
JUDUL :
Burung
Perenjak Jawa (Prinia familiaris)
OLEH :
Anis Junair - 24020113130117
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
Burung
Perenjak Jawa (Prinia familiaris)
Perenjak
jawa atau yang juga dikenal dengan nama ciblek adalah sejenis burung pengicau
dari suku Cisticolidae (pada banyak buku masih dimasukkan ke dalam suku
Sylviidae). Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal sebagai bar-winged Prinia,
merujuk pada dua garis putih pada setiap sayapnya. Nama ilmiahnya adalah Prinia
familiaris Horsfield, 1821.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Cisticolidae
Genus : Prinia
Spesies : Prinia familiaris
Morfologi
Burung
kecil ramping, dengan panjang total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor)
sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi atas badan berwarna coklat hijau-zaitun.
Tenggorokan dan dada putih, perut dan pantat kekuningan. Sisi dada dan paha
keabu-abuan. Ciri khasnya sayap dengan dua garis putih, serta ekor panjang
dengan ujung berwarna hitam dan putih.
Paruh
panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman dan sebelah bawah kekuningan.
Kaki langsing dan rapuh berwarna coklat kemerahan atau merah jambu.
Habitat
Burung
prenjak hidup secara berkoloni kecil antara 3 hingga 12 ekor. Mereka mencari
makanan di area terbuka seperti sawah, pekarangan, kebun atau bisa juga
didaerah tertutup seperti pinggiran hutan dan kawasan bakau. Di alam bebas,
prenjak akan berbunyi secara bersahut sahutan dengan kawanannya. Nyanyian
tersebut sebagai tanda komunikasi agar tidak terpisah dan juga sebagai tanda perngatan
jika ada bahaya.
Seperti
kebanyakan burung kecil lainnya, prenjak membuat sarang dengan menganyam
rerumputan halus. Mereka memilih pohon yang tidak terlalu lebat dengan banyak
batang. Sarang prenjak berukuran kecil kurang lebih berdiameter 15 cm dengan
lubang kearah samping. Sarang diletakkan di batang dengan ketinggian minimum 2
meter. Mereka bertelur antara 3 hingga 5 ekor. Prenjak termasuk burung yang
pandai mengasuh anaknya, terbukti dengan rendahnya angka kematian anak di
sarang.
Kebiasaan dan Penyebaran
Burung
yang ramai dan lincah, yang sering ditemui di tempat terbuka atau daerah
bersemak di taman, pekarangan, tepi sawah, hutan sekunder, hingga ke hutan
bakau. Juga kerap teramati di perkebunan teh. Dua atau tiga ekor, atau lebih,
kerap terlihat berkejaran sementara mencari makanan di antara semak-semak,
sambil berbunyi-bunyi keras cwuit-cwuit-cwuit.. ciblek-ciblek-ciblek-ciblek.. !
Ekor yang tipis digerakkan ke atas saat berkicau.
Mencari
mangsanya yang berupa aneka serangga dan ulat, perenjak jawa berburu mulai dari
permukaan tanah hingga tajuk pepohonan. Burung ini membuat sarangnya di
rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah.
Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan.
Perenjak
jawa adalah burung endemik (menyebar terbatas) di wilayah Sumatra, Jawa dan
Bali. Di Sumatra tidak jarang sampai ketinggian 900 m dpl, sedangkan di Jawa
dan Bali umum sampai ketinggian 1.500 m dpl.
Ancaman dan Konservasi
Sebelum
tahun 1990-an, burung ini boleh dibilang tidak memiliki nilai ekonomi, sehingga
banyak dibiarkan bebas dan meliar seperti halnya burung gereja dan burung
pipit. Sifatnya yang mudah beradaptasi dan tidak takut pada manusia menyebabkan
populasi burung ini cukup tinggi pada wilayah-wilayah yang sesuai.
Setelah
tahun-tahun itu, burung ini mulai banyak diburu orang untuk diperdagangkan
terutama di Jawa. Apalagi burung ini mudah dijumpai di wilayah perkebunan dan
memiliki keistimewaan mudah jinak. Sifat jinaknya membuat ia mudah ditangkap
dengan cara dipikat yaitu memakai bantuan cermin di dalam sangkar. Burung yang
tertarik dengan bayangannya sendiri akan terjebak di dalam sangkar.
Cara
lain adalah dengan memasang jerat atau rajut di sekitar sarangnya, atau dengan
perangkap getah (pulut) pada tempat-tempat tidurnya di waktu malam. Para
penangkap burung yang terampil, bahkan, kerap hanya bermodalkan senter,
kehati-hatian dan kecepatan tangan menangkap burung yang tidur di malam hari.
Sayang
sekali burung ini mudah stres dan mati dalam pemeliharaan, terutama apabila
yang ditangkap adalah burung dewasa. Belum lagi jika pemeliharanya tidak
berpengalaman. Namun ini agaknya tidak menyurutkan minat para penangkap burung
untuk terus memburunya. Sampai sekarang, burung ini masih sulit untuk
dibiakkan. Sejak Tahun 2010, salah seorang penghobi burung pekicau Iwan Lippo
Cikarang berhasil menangkarkan ciblek.
Eksploitasi
yang berlebihan sangat berbahaya bagi populasi ciblek. Di wilayah-wilayah
tertentu seperti di pinggiran Jakarta dan Bogor, kini seolah ‘kehabisan stok’
padahal sebelum tahun 90-an burung ini masih melimpah. Perenjak jawa semakin
jarang terlihat di taman-taman, dan hadir terbatas di tempat-tempat tertentu
yang masih dekat hutan.
Dalam
pemeliharaan biasanya burung ini sering diberi makanan berupa kroto (tempayak
dan anak semut rangrang), ulat hongkong, serta pelet (voer).
Pembedaan Kelamin
Jantan
dibedakan dari betina dengan ukuran tubuhnya yang lebih besar dan aktif
berkicau. Ekor lebih panjang dan warna sayap yang lebih gelap. Juga bisa
dibedakan dari warna paruh bagian bawahnya:
·
Paruh bawah berwarna putih pucat adalah
betina
·
Paruh bawah berwarna putih dengan ujung
hitam adalah burung jantan muda
·
Paruh bawah berwarna hitam menyeluruh
adalah burung jantan dewasa
·
Bila masih muda dapat dibedakan melalui
kuku jari
·
Kuku jari kaki yang berwarna kusam adalah
burung jantan
·
Kuku jari kaki bersih adalah burung betina
Perawatan Burung Perenjak
Di
alam liar, burung perenjak sering mencari makan dengan menyusuri semak atau
pepohonan di pinggir sungai, tepian hutan, perkebunan, atau pekarangan rumah.
Terkadang mereka juga akan mengikuti arah suara dari burung perenjak jantan
atau betina yang sedang berkicau.
Untuk
mendukung aktivitasnya, perenjak akan mencari pakan serangga antara lain ulat,
laba-laba kecil, kumbang, belalang, dan sebagainya. Tetapi perenjak juga senang
makan buah-buahan berukuran kecil seperti berri, dan suka nektar.
Ketika
perenjak dipelihara dalam sangkar harian, biasanya kicaumania akan mengacu pada
perawatan yang sangat umum, seperti memberikan voer dengan pakan tambahan /
extra fooding (EF) berupa kroto, ulat hongkong, dan jangkrik.
Meski
demikian, masih banyak penggemar burung yang lebih mengandalkan pada voer.
Adapun pakan tambahan hanya diberikan
seperlunya, bahkan hanya diberikan beberapa hari sekali.
Merawat
burung perenjak sebaiknya tidak disamakan dengan perawatan jenis burung lain
yang biasa dilombakan. Umumnya birahi burung-burung lomba sengaja dibuat lebih
stabil, dengan mengkondisikan pakan tambahan, agar saat bertanding bisa tampil
maksimal. Sebaliknya, dalam perawatan perenjak, kita harus membuat burung
selalu birahi agar mau mengeluarkan suaranya secara lantang dan mau menyahuti
suara perenjak lainnya.
Dalam
kondisi tertentu, perenjak enggan bunyi selama beberapa hari, atau intensitas
berkicaunya jauh berkurang. Jika itu terjadi, Anda bisa melakukan beberapa
perawatan khusus untuk mengatasi perenjak macet bunyi seperti berikut ini :
·
Voer yang diberikan sebaiknya memiliki
kandungan gizi yang lengkap. Voer seperti ini banyak dijual di pasar / toko /
kios burung dengan berbagai merek. Untuk menambah kandungan protein, Anda bisa
mencampurkan tepung jangkrik atau tepung daging ke dalam voer tersebut.
·
Berikan ulat kandang sebanyak satu cepuk
kecil setiap pagi. Bisa juga diganti kroto sebanyak 1/2 cepuk yang diberikan
setiap pagi dan sore hari.
·
Jangkrik kecil cukup diberikan 1 ekor,
tetapi setiap dua jam sekali. Jadi dalam sehari perenjak mengkonsumsi 6 ekor
jangkrik.
·
Jika ada, belalang hijau bisa diberikan
sebagai selingan. Sebab pemberian belalang hijau bisa membuat burung cepat
jinak.
·
Penjemuran sebaiknya tidak lebih dari 1
jam. Penjemuran yang baik biasanya hanya sekitar 30 menit, setelah itu burung
disimpan di tempat teduh. Penjemuran dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan
sore hari.
·
Agar perenjak lebih rajin berbunyi, Anda
bisa membeli perenjak betina sehingga bisa memancing burung agar saling
sahut-sahutan.
·
Sore hari, sekitar pukul 17.00, burung
dimasukkan ke dalam rumah untuk beristirahat hingga pagi hari.
Daftar Pustaka
MacKinnon, J., K. Phillipps, B. van Balen.
2000. Burung-burung di Sumatera, Jawa,
Bali dan Kalimantan. LIPI dan BirdLife IP. Bogor.
Komentar
Posting Komentar